Kulirik jam tanganku, Mencoba
menghitung lamanya perjalanan yang akan kutempuh. Hampir lima jam aku berada di
perjalanan yang sesaat lalu nyaris kubatalkan. Lelah selama perjalanan dari
pekerjaanku menuju stasiun baru terasa sekarang. Lebih karena lelah perang
batin untuk memutuskan pemberangkatan ini yang membuatku tidak bisa tidur
karenanya dan ditambah menjaga kalian yang membutuhkan pelayananku di RS
Semalam.
Kutempelkan pipiku di sisi jendela. Headset kupasang di telinga
diikuti alunan lagu dari daftar lagu laptop pengantar tidurku yang tadi malam
gagal kudengar
Saat ini kereta yang kutumpangi tampak tenang hampir semua
kursi terisi penuh, Kursi di sampingku menjadi tempat kududukkan tas ranselku.
Lampu di atasku kini padam. Kubuka lebar tirai jendela di sampingku. Hingga
mataku sesaat silau karenanya.Ponsel dan tugas yang belum selesai kubaca takan
ku buka di folder ini. Aku duduk santai di kursi, dan berfikir bagaimana cara
terbaik menghisap rokoku. Saat ini mulutku hasam karnanya. Aku tersenyum lebar.
Saat orang lain harus mengantri di toilet, aku malah sibuk sms teman kampusku. Alasan
keluarga menjadi alasan pamungkas untuk membolos. Hari istimewa tidak bisa
lebih istimewa dari ini.
BBM di ponselku mendadak banjir ucapan. Aku terkikik membaca
harapan-harapan yang mereka tuliskan untukku. Senyumku sulit tersungging. Yang
kutemukan di cermin toilet gerbong terakhir adalah pantulan wajah tanpa
ekspresi. Mungkin sebaiknya hari ini aku menghabiskan waktu di luar, pikirku.
Aku berjalan menuju kursiku. Ponselku masih berbunyi juga. Sepertinya mereka
ingin memberikan kepastian perjalananku kali ini.
Setibanya nanti di kampung kelairanku, aku akan berbaring
lelap di kasur yang selama ini aku tinggalkan..
Gerbong kereta yang terakhir. 23.10